
CitizzenJournalist Mentok, Bangka Barat – Beberapa media online dan sejumlah akun media sosial dalam beberapa hari terakhir menerbitkan pemberitaan tendensius yang menyudutkan institusi Polri, khususnya Satpolair Polres Bangka Barat.
Dengan tajuk-tajuk provokatif seperti “Tambang Ilegal Teluk Inggris Dibekingi Oknum Aparat” hingga “Presiden Prabowo Dikhianati”, pemberitaan itu menyebarkan narasi bahwa aparat menerima setoran Rp300 ribu per ponton dari penambang ilegal.
Pihak Polres Bangka Barat menyebut semua tuduhan tersebut sebagai fitnah keji dan tidak berdasar, serta bagian dari manuver balik kelompok yang merasa terganggu dengan penegakan hukum di wilayah Teluk Inggris.
“Judul-judul berita itu bukan kritik, tapi serangan brutal tanpa dasar. Tuduhan bahwa kami membekingi tambang ilegal adalah fitnah besar. Satpolair Polres Bangka Barat tidak pernah mengkhianati konstitusi maupun Presiden,” tegas PS. Kasi Humas Polres Bangka Barat, Iptu Yos Sudarso.
Sebagai bukti nyata bahwa Satpolair justru terus menegakkan hukum, pada hari kedua penertiban, Senin (7/7/2025), tim gabungan dari Satpolairud dan TNI AL kembali mengamankan 7 unit ponton tambang ilegal yang masih berada di perairan Teluk Inggris.
“Faktanya di lapangan, kami tetap bekerja. Bukan menerima setoran, melainkan menarik ponton ilegal. Kami bukan bagian dari masalah, kami bagian dari solusi,” tambah Yos.
Tak hanya membantah, Polres Bangka Barat juga mengambil sikap lebih tegas. Kini, penyelidikan diarahkan kepada oknum-oknum yang justru diduga menyebarkan fitnah sekaligus bermain dalam aktivitas tambang ilegal, termasuk oknum yang berlindung di balik status wartawan.
“Kami sedang mengumpulkan alat bukti dan data yang kuat. Jika terbukti ada oknum wartawan yang terlibat, baik sebagai pelaku atau penyebar narasi bohong, akan kami bongkar ke publik. Media tidak boleh jadi tameng kejahatan,” ujar Yos.
Pemberitaan-pemberitaan tersebut, kata Yos, tidak pernah mengonfirmasi fakta ke lapangan dan justru menyebarkan persepsi menyesatkan. Satpolair melihat bahwa serangan ini merupakan strategi opini untuk melemahkan upaya penegakan hukum yang sedang berjalan.
“Mereka menyerang petugas agar tambang ilegal bisa terus jalan. Tapi kami tidak akan gentar. Penertiban tetap lanjut, dan kami akan buka semua keterlibatan oknum, termasuk yang bersuara lantang di media tapi bermain di belakang,” tutupnya.
Penertiban tambang ilegal oleh tim gabungan sudah berlangsung dua hari dan akan terus dilanjutkan. Polres Bangka Barat menegaskan komitmennya menjaga wilayah laut dari kerusakan dan pelanggaran hukum, serta akan menindak siapa pun, tanpa pandang profesi, yang terlibat di dalamnya. ( red )